3 SKEMA BAGI JAMAAH MENINGGAL, SAKIT, DAN LANSIA PADA PUNCAK HAJI

Kategori : Artikel Umum, Berita & Informasi, Artikel Agama, Umrah, Haji, Ditulis pada : 23 Juni 2023, 09:43:54

foto.png

Minarfatour.co.id-Puncak Ibadah Haji yakni Wukuf di Arafah, Mabit di Muzdalifah, dan Melempar Jumrah di Mina atau yang biasa disebut Armina akan segera tiba. Pada titik inilah para jamaah membutuhkan ketahanan fisik dan mental agar mampu menjalankan tahapan inti Ibadah Haji dengan baik.

Untuk menghadapi hal ini, dibutuhkan persiapan matang baik dari jamaah maupun panitia Haji, karena 30 persen jamaah Haji Indonesia adalah jamaah lanjut usia (Lansia). Selain itu, ada juga jemaah yang sebelumnya memiliki riwayat penyakit yang berisiko tinggi (risti). Terkait hal tui, Direktur Bina Haji Arsad Hidayat mengatakan, pihaknya telah menyiapkan 3 skema penyelenggaraan puncak haji, khususnya bagi jamaah haji lansia. 3 Skema ini adalah :

  1. Bagi jamaah yang meninggal dunia

Skema pertama disiapkan bagi jamaah lansia yang meninggal dunia setelah di embarkasi, saat di pesawat atau di tanah suci, serta jamaah lansia yang memiliki ketergantungan pada alat dan obat sehingga tidak bisa dimobilisasi.

Jamaah yang masuk dalam kategori skema ini menurut Arsad akan dibadalhajikan.

Jadi, nantinya akan ada orang yang membadalkan hajinya,” terang Arsad.

Berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu, sampai Kamis (22/6/2023) pukul 07.45 WIB, tercatat sudah ada 113 jamaah haji Indonesia yang meninggal di pesawat, Jeddah, Madinah, dan Makkah.

  1. Bagi jamaah haji yang sakit

Skema kedua disiapkan bagi jamaah haji yang sakit atau dirawat, baik di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKIH) ataupun di RS Arab Saudi, dan masih bisa dimobilisasi. Jamaah dengan kategori ini akan disafariwukufkan.

Kita akan angkut dengan bus yang sudah dimodifikasi, ada jamaah yang duduk dan baring. Satu dua jam di Arafah kemudian akan kembali ke KKIH atau RSAS,” katanya.

  1. Bagi jamaah lansia sehat

Skema ketiga, lanjut Arsad, disiapkan bagi jamaah lansia yang fisiknya sehat, hanya harus menggunakan kursi roda. Mereka akan tetap dibawa ke Arafah untuk menjalani Wukuf seperti jamaah haji normal lainnya.

Hanya, kita sedang mempersiapkan skema dengan pihak Syarikah supaya mereka tidak harus mampir di Muzdalifah. Sebab, Muzdalifah itu kan hamparan pasir. Kalau nanti kursi roda turun di sana akan berat mendorongnya,” kata Arsad.

Sedang dibahas bersama Syarikah, skema agar mereka dapat diberangkatkan dari Arafah langsung ke Mina menjelang tengah malam sehingga saat mereka lewat di Muzdalifah pada tengah malam. Mereka mabit lahdzatan atau sebentar di Muzdalifah. Adapun ibadah lontar jumrahnya selama di Mina, agar diwakilkan kepada jamaah yang sehat” lanjutnya.

Arsad pun meminta jamaah yang akan berinisiatif tidak menginap di tenda Mina melainkan kembali ke hotel. Namun, Arsad mengingatkan bahwa hotel tidak memiliki layanan katering di hotel. Sebab, katering yang disiapkan pihak muassasah hanya diperuntukkan bagi jamaah yang menginap di Mina.

Jadi, jamaah yang mengambil pilihan untuk pulang ke hotel pada fase mabit di Mina, mereka harus mencari makan sendiri” ucapnya.

Untuk memaksimalkan skema ini, pihaknya bekerja sama dengan Forum Komunikasi KBIHU siap memberikan kemudahan bagi jemaah, termasuk memberikan fasilitas para jamaah dalam menunaikan Hajinya. Dengan banyak membina jamaah, pesan dari para ustaz di KBIHU juga didengar dan diikuti jamaahnya.

Sumber :

https://www.nu.or.id/nasional/3-skema-bagi-jamaah-meninggal-sakit-dan-lansia-pada-puncak-haji-XeHIr 

Chat Dengan Kami
built with : https://erahajj.co.id